Minggu, 02 April 2017
HIDANGAN KESEMPATAN KHUSUS UNTUK ACARA PERKAWINAN
Upacara Panggih
Panggih dalam bahasa Jawa
berarti bertemu, merupakan budaya tradisional yang dilaksanakan setelah acara
akad nikah. Maknanya agar pasangan yang baru menikah dapat menjalani kehidupan
rumah tangga mereka dengan bahagia dan sejahtera diiringi restu dari kedua
orang tua serta sanak saudara. Biasanya upacara ini dilakukan di rumah
pengantin wanita.
HIDANGAN KESEMPATAN KHUSUS UNTUK ACARA KEAGAMAAN
Pengertian Hidangan Kesempatan Khusus Untuk Acara Keagamaan adalah
hidangan yang disajikan secara khusus untuk memperingati acara keagamaan.
HIDANGAN KESEMPATAN KHUSUS UNTUK ACARA ADAT ISTIADAT
Adat istiadat merupakan pranata kelakuan yang dilakukan secara turuntemurun dan bersifat mengikat masyarakatnya. Semua ketetapan yang ada pada adat istiadat bersifat tidak akan pernah berubah. Sesuatu yang sudah menjadi adat istiadat merupakan suatu kebiasaan yang sudah diyakini masyarakat sebagai suatu sebab semua kehidupan ini terjadi, serta memiliki nilai-nilai esensial untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.
Disetiap daerah di Indonesia memiliki kebudayaan sendiri yang dilestarikan oleh generasi penerusnya. Hingga ada pepatah “ Desa mawa cara, Negara mawa tata “ yaitu desa mempunyai adat sendiri, begitupun dengan sebuah Negara pasti memiliki aturan atau hukum tertentu. Peribahasa ini juga mengingatkan kepada para pendatang harus pandai-pandai memahami, menghormati, dan menyesuaikan diri dengan adat-istiadat setempat.
Endog Abang |
Hidangan yang disajikan pada upacara adat merupakan bentuk pemujaan terhadap Sang Pencipta untuk kehidupan yang lebih baik. Setiap hidangan yang disajikan pada acara adat istiadat memiliki arti atau makna terkait dengan upacara yang dijalaninya. Sebagai salah satu contoh hidangan kesempatan khusus untuk acara adat istiadat adalah Endhog Abang (telur merah) yang dibuat saat peringatan Sekaten di Yogyakarta. Makna dari Endog Abang adalah telur diibaratkan sebagai bibit dari semua makhluk hidup, dan warna merah dipilih karena selain melambangkan keberanian atau optimisme hidup juga merupakan simbol bahwa masyarakat bisa lebih optimis dalam menghadapi hidup ini yang terkadang penuh dengan ketidakpastian. Telur ini biasanya ditusuk dengan bambu dan di atasnya diberi hiasan. Tusuk bambu itu diibaratkan dengan keberadaan Tuhan, semua makhluk adalah ciptaanNya, maka bibit yang telah diciptakan itu setelah menjadi bayi lalu berkembang agar selalu menghormat dan menyembah kepada Tuhan.
Jumat, 31 Maret 2017
Langganan:
Postingan (Atom)